Jumat, 10 Agustus 2012

Alasan Pasangan Berperilaku Sadomasokis

Bagaimana bisa menikmati seks dalam keadaan sakit? Itulah yang terjadi pada pasangan Sadomasokis. Pasangan yang merupakan kombinasi sifat sadis (menyiksa) dan masokis (menerima) itu bisa mendapatkan kenikmatan seks lewat penyiksaan.

Penyimpangan seksual ini merupakan gabungan antara pola perilaku seks yang sadistik dan masokistik. Ciri utama dari sadomasokis adalah munculnya nafsu birahi melalui rasa sakit. Ini jelas berbeda dengan orang normal yang birahinya lenyap justru kalau sedang sakit.

Seperti dikutip dari Goliath, Selasa (27/10/2009), sadomasokis sering juga disebut penyakit Bondage-Domination-Sadism-masochism (BDSM). Disebut sadomasokis karena ada dua pihak yang terlibat dalam perilaku seks aneh ini.

Pihak sadis adalah pasangan yang memberikan rasa sakit atau hukuman, misalnya memukul dengan cemeti, mengikat dengan tali atau rantai, menyundut dengan rokok, dan sebagainya. Sebaliknya, pihak masokis adalah orang yang menerima rasa sakit, penghinaan atau orang yang dikendalikan oleh pasangannya.

Bagi penderita ini, rasa sakit merupakan pengalaman sensasional yang mendebarkan, merangsang dan membangkitkan libido seksual. Sadomasokis adalah penyakit kelainan seksual yang dipengaruhi unsur kejiwaan. Biasanya pelakunya memiliki trauma kejiwaan saat dalam masa pertumbuhan.

Penelitian tentang penyakit ini masih sangat terbatas. Menurut American Psychiatric Association (APA), sulitnya melakukan studi tentang perilaku seks menyimpang ini dikarenakan beragamnya definisi yang tidak seragam yang muncul dari kalangan praktisi.

Sadomasokis terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuatan psikologis antara pasangan yang bersifat patuh dan dominan. Menurut Ellis Weinberg, salah sorang psikiater APA, perbedaan kekuatan itu dimainkan dalam sebuah peran seperti majikan dan budak, guru dan murid, orang tua dan anak atau pemilik anjing dan majikannya.
Para seksolog percaya bahwa perilaku sadomasokis adalah hasil evolusi alami dari golongan mamalia. "Hampir 40 persen spesies mamalia diketahui saling menggigit saat berhubungan seks, dan dari hasil survei diketahui bahwa 25 persen pria dan wanita akan merasa terangsang ketika pasangannya menggigit," ujar Ellen.

Meskipun sadomasokis dikenal juga dengan sexual algophilia atau kecintaan yang membawa sakit pada saat bercinta, namun yang terjadi pada sadomasokis lebih banyak nafsu birahi daripada cinta.

Adanya benang merah yang menghubungkan antara sakit dan kenikmatan seksual disebabkan karena adanya pelepasan hormon yang sama pada saat sakit dan terangsang, yaitu hormon endorfin. Hormon endorfin adalah hormon pembawa kesenangan yang dikeluarkan saat mencapai satu kesenangan.

Kebanyakan orang sadomasokis mencari pasangan yang bisa diperintah dan menurut, beberapa lainnya melakukannya secara paksa pada pasangan. Beberapa teori bermunculan tentang perilaku seks ini. Ada yang bilang perilaku itu normal dan wajar, tapi ada juga yang mengatakan itu sudah termasuk penyakit mental.

Menurut studi yang dilakukan oleh Johnson Masters dan rekannya dari APA, pria diketahui lebih cenderung berperilaku sadomasokis dibanding wanita. Bahkan pria berpendidikan dan memiliki status sosial atau jabatan tinggi justru memiliki perilaku seks tidak wajar tersebut. Rasio pria dan wanita yaitu 20 : 1.

Pria yang sering melakukan sadomasokis biasanya menikmati seks seperti itu sejak anak-anak, sementara wanita mulai menikmatinya setelah melakukan dengan pasangannya yang sadomasokis. Data yang didapatkan para psikiater di APA menunjukkan bahwa 5-10 persen populasi di Amerika dan Eropa melakukan sadomasokis dalam kategori ringan.

Meskipun tindakan sadomasokistik dalam bentuk yang sangat ekstrim dapat membahayakan fisik maupun psikologis, kebanyakan orang yang terlibat dalam perilaku seperti ini melakukannya dengan paham serta menjaga batas-batas yang telah ditentukan secara hati-hati. Mereka biasanya sadar tindakan sadis apa yang bisa membahayakan sang masokis, partner seksnya.

Sementara jika pasangannya tidak menikmati maka bisa dikategorikan melakukan kekerasan seksual yang kadang-kadang perilaku tersebut dilaporkan ke pihak berwajib.

0 komentar:

Posting Komentar